Tanggal 15 September 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian
Amerika Serikat, kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu
perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di
Amerika serikat menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang
mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa yang menyangka
suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan runtuh
.Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan
menjalar keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi
runtuhnya pusat keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham
diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia, Singapura,
Korea Selatan, dan Negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan
Bursa Saham Indonesia (BEI) harus disuspend selama beberapa hari,
pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dalam menyikapi permasalahan
ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis ekonomi
global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara
Indonesia.
Dilihat dari faktor penyebabnya, krisis Ekonomi global pada saat ini
berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih kurang satu
dasawarsa lalu, yang mana pada saat itu krisis ekonomi yang melanda
Indonesia lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia menyediakan
alat pembayaran luar negeri, dan tidak kokohnya struktur perekonomian
Indonesia, tetapi krisis keuangan global pada tahun 2008 ini berasal
dari faktor-faktor yang terjadi di luar negeri. Tetapi kalau kita tidak
hati-hati dan waspada dalam menyikapi permasalahan ini, tidak mustahil
dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan
lebih buruk jika dibandingkan dengan dampak dari krisis ekonomi yang
terjadi pada tahun 1998.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain menyebabkan volume
perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam, juga akan berdampak
pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya
penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jumlah
pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan emerging markets,
situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan memicu
terjadinya krisis ekonomi.
Krisis keuangan Amerika Serikat menyebabkan masalah global keuangan dunia, untuk mengatasi hal tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan sepuluh arahan: (1) semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan, (2) tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen, (3) optimalisasi APBN 2009, (4) dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, (5) semua pihak agar cerdas menangkap peluang, (6) galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri, (7) tingkatkan sikap profesionalisme, (8) kerja sama dalam menghadapi masalah, (9) tidak melakukan langkah non partisan, (10) komunikasi yang bijak. Sementara itu Mudrajad Kuncoro (2008) mengatakan bahwa setidaknya ada dua langkah strategis dalam mengatasi dampak krisis keuangan global, yaitu Demand pull strategy dan supply push strategy.
Demand pull strategy mencakup strategi perkuatan sisi permintaan, yang
bisa dilakukan dengan perbaikan iklim bisnis, fasilitasi mendapatkan
HAKI (paten), fasilitasi pemasaran domestik dan luar negeri dan
menyediakan peluang pasar. Langkah strategis lainnya adalah supply push
strategy yang mencakup strategy pendorong sisi penawaran, ini bisa
dilakukan dengan ketersediaan bahan baku, dukungan permodalan, bantuan
teknologi/mesin/alat, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Banyaknya cara atau kebijakan pemerintah untuk mengatasi dampak
krisis global elum dirasakanya oleh sector rakyat kecil dan menengah.
Karena diindonesia masih banyaknyaknya SDM yang mengaggur dan kurangnya
sector lapangan pekerjaan serta kurangnya tenaga ahli di Indonesia untuk
mengelola sumberdaya yang ada di Indonesia.
reverensi :
http://samuelhasiholan.wordpress.com/2011/05/12/dapak-perekonomian-dunia-bagi-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar